Peristiwa ini tak jauh dari kantor saya. Kira-kira ada sekitar 500 meteran. Menurut rilis Metro Tivi yang saya baca di running text tadi malam, tercatat ada 90 rumah terbakar dan 288 orang kehilangan tempat tinggal dan harus mengungsi. Astagfirullah, cobaan yang berat bagi warga yang mengalami musibah ini.
Dengan pandangan mata langsung, saya melihat banyak ibu yang menangis, ada yang pingsan, dan yang paling menyentuh hati saya adalah saat saya melihat anak yang sedang menagis berada di gendongan neneknya. Allahu Akbar…Allahu Akbar.
Memang, sampai saat ini, masih simpang siur asal muasal kebakaran tersebut. Bahkan, saat saya tanya ke penduduk sekitarnya, ada yang bilang dari kompor meledak, korsleting listrik, bahkan teman saya bilang ada yang menyebutkan bahwa asalnya dari sebatang rokok. Mula-mula, saya tahu peristiwa ini berkat SMS—kira-kira pukul 12.00—seorang teman yang menyebutkan ada kebakaran di depan sekolah PSKD, samping Kelurahan Kwitang. Saya dan teman-teman langsung lari ke lantai paling atas guna menyaksikan apa saja yang terjadi. Aastagfirullah, saya melihat ada asap mengepul dan kemudian ada api yang lambat laun kian membesar dan mulai memberangus rumah-rumah di kanan kirinya. Saya pun melihat saat api kemudian merembet dan merembet dan naasnya saat itu angin sedang berhembus kencang. Ya ampun, kok petugas pemadam kebakaran belum datang-datang juga ya? Atas inisiatif teman, kemudian saya coba menghubungi sudin kebakaran Jakarta Pusat, tapi apalah jawabnya? Telepon yang tidak bisa dihubungi dan suara “telkom memo”…. Mmmm….. Kemudian saya lari lagi ke lantai paling atas sambil membawa kamera digital yang kebetulan “nganggur” di tas saya. Akhirnya, saya bisa mengabadikan foto kejadian ini. Tak lama kemudian barisan mobil blanwir datang dengan suara sirine yang memekakkan telinga. Alhamdulillah, akhirnya “dewa penyelamat” datang juga.
Intermezzo Ada cerita lucu di balik kejadian ini. Entahlah, apa saya memang “ngidam” atau tidak. Saya ingin sekali berfoto di depan mobil blanwir. Aneh atau tidak ya? Tetapi, saya juga berpikir, kalau saya berfoto depan mobil blanwir tersebut apa saya nanti dicap “bergaya di atas penderitaan orang lain?” Akhirnya saya urungkan niat itu. Saya pun berinisiatif untuk mendekati tempat kejadian bersama teman-teman. Dan barisan warga memenuhi jalanan sekitar, bahkan terlihat beberapa wartawan dari TV nasional datang untuk meliput.
Api Akhirnya dapat Dijinakkan Alhamdulillah, kira-kira pukul 15.50, akhirnya api dapat dijinakkan. Terlihat dari blanwir-blanwir yang sudah mulai pergi meninggalkan kawasan itu. Saya bilang, “Pak pemadam kebakaran, jangan mampir lagi ke sini ya?” :)