Seperti biasa, subuh hari Bunda masak menu untuk cintaku Pijar yang pasti berubah-ubah donk. Hari ini bunda bikin nasi tim ati dan wortel...mmmm...yummy. Bunda tuh bikin nasi tim biasanya lumayan banyak, biar si adek makannya banyak juga hehe... uppss hari ini ternyata dia makannya gak cukup lohh...katanya si mbak adek nambah lagi makannya...waks?? Wah wah wah... belum ntar sore hari, pasti dia juga minta tambah biskuit deh, hehe (ini belum termasuk jus mangga, air tajin, susu:)). oow.. Memang begitulah dia, makannya selalu lahap. Si mbak pun seneng banget nyuapinnya karena lep..lep..lep... Semangat 45 Bunda menyala2 kalo Pijar makannya banyak terus. Cepet gede ya!
Bunda tadi pagi dapet kabar buruk, mbak mau pulang kampung dulu selama 2 minggu, katanya sih mau hajatan dan mau dibagi warisan, wah. Sepertinya, angan2 nenek Cianjur untuk ngasuh Pijar kesampaian. Yah gak ada jalan laen, Pijar go to Cianjur. Liburan di sana dulu ya, abisnya Bunda gak ada pengasuh laen selagi Bunda kerja. Pasti Tante Popy seneng banget deh...Kakek juga, om Agung juga...wah jangan2 kayak dulu ya? Pijar seminggu liburan di Cianjur, tiba2 pas mau pulang ke Jakarta, nenek, kakek, om, dan tante sedih banget... dan merasa kehilangan. Kapan Pijar nginep lagi di Cianjur? Katanya tante Popy, selama Pijar dulu di Cianjur jadi semangat buat pulang ke rumah kalo abis kerja, soalnya bisa maen2 dan mandikan Pijar. Kakek juga tuh, jadi cepet2 pulang dari kantor, biasanya sih pulangnya agak2 telat gitu, paling2 tennis dulu. Tunggu Pijar ya di Cianjur ya nek... Nanti Bunda dan Ayah nyusul nengokin kamu ke sana..
Pijar selain udah bisa acak2, berdiri, merambat, sekarang udah bisa titah-titah loh... kalo gak ayah dan bundanya yang pegang...kursi plastik pun dia jadikan alat supaya bisa titah-titah. O iya, palanya yang botak itu penuh dengan hiasan benjol dan baret2. Kenapa? Karena dia sering jatuh atau kepentok rak yang ada di "markas" dia. Malahan, dia udah mau naik2 ke tangga. Aduh, harus ekstra ketat nih jagain sukro yang satu ini. Yang tambah nakal, tapi tetep cute dan charming.
Minggu kemarin, Tak disangka abis mandi koq Pijar badannya panas banget, pas di-termo eee 38, 40. Wah ini memang panas. Tapi dasar periang anak itu, sakitnya tak dirasakannya. Dia malah ketawa-ketawa dan tetep senyum sana senyum sini. Maennya pun sangat "aktif" bergerak ke sana-sini. Tapi koq makannya susah banget ya? Dan dia gigit-gigit jari terus sambil meler. Wah, jangan-jangan ini panasnya karena mau tumbuh gigi. Asyik... Akhirnya tumbuh gigi juga kau nak... Kamu bisa makan yang keras-keras dan kalo nyengir lucu kali ya, udah ada giginya. Memang sih, bunda lihat gusi kamu tuh bengkak, kayaknya sakit ya? Wah nyut-nyutan gak Jai? Ini memang momen yang paling ditunggu-tunggu. Pijar tumbuh gigi. Karena ayah dan bunda selalu ngomong, "Pijar gigimu mana?" "Tumbuh dong..."
Cerita ini sebuah guyonan ayah dan bunda di petang hari kala pulang kerja.
Bagi yang suka dangdut pasti tau lagu ini:
Bang Toyib2x Kapankah abang pulang? Anakmu2 panggil2 namamu Ayo tebak kenapa Bang Toyib gak pulang2? Coba cermati lirik lagu tersebut (terutama yang di-bold). Bang Toyib gak pulang karena ia punya anak yang durhaka, yang memanggil dirinya TOYIB bukan AYAH. So what gitu lohhh? hahahaha...
Makanya Jai, kamu jadi anak jangan ikuti anaknya Bang Toyib yah. Masa manggil bapaknya TOYIB (dengan menyebut nama)?
PS: Kepada pencipta lagu ini kami mohon maap, ini sekadar guyonan bukan protes...:)
Diapers keluar dari packingnya... Play mat berserakan di mana-mana...
Itu hobi baru Pijar. Acak-acakin barang di rumah. Wah, wah, mbak, ayah, dan bunda sampe bingung tuh lihat kamu aktif banget. Dari siang sampe sore gak tidur, cuma maen play mat aja?? O ya, sama maen kursi plastik tuh. Ditarik ke mana-mana... Tohir dicuekin. Joko Bear juga dicuekin. Dora juga. SpongeBob juga. Kasian tuh temen2 kamu teronggok di tas maenan aja. Hehehe...
Peristiwa ini terjadi kemarin sore, saat Pijar (8 bulan) sedang bermain di halaman rumah. Tiba-tiba Daffa (10 bulan) datang menghampiri. Dan...Daffa merebut Tohir dari tangan Pijar. Dan...Pijar pun memukulkan Tohir ke tangan Daffa tanda tak setuju kalau Tohir berpindah tangan. Dan...Daffa pun menangis karena Tohir gak bisa direbut. Dan...saat Tohir direbut Daffa, Tohir terlempar ke muka Pijar. Dan...Pijar pun menangis kesakitan... Mereka pun akhirnya sama-sama menangis berebut si Tohir.
Kesedihan adalah kumpulan layang-layang hitam yang membayangi dan terus mengikuti hinggap pada kata-kata yang tak pernah sanggup kususun juga untukmu, adik kecil Belum lama kudengar berita pilu yang membuat tangis seakan tak berarti saat para bayi yang tinggal belulang mati dikerumuni lalat karena busung lapar aku bertanya pada diri sendiri benarkah ini terjadi di negeri kami? Lalu kulihat di televisi ada anak-anak kecil memilih bunuh diri hanya karena tak bisa bayar uang sekolah karena tak mampu membeli mie instan juga tak ada biaya rekreasi Beliung pun menyerbu dari berbagai penjuru menancapi hati mengiris sendi-sendi diri sampai aku hampir tak sanggup berdiri sekali lagi aku bertanya pada diri sendiri benarkah ini terjadi di negeri kami? Lalu kudengar episodemu adik kecil Pada suatu hari yang terik nadimu semakin lemah tapi tak ada uang untuk ke dokter atau membeli obat sebab ayahmu hanya pemulung kaupun tak tertolon Ayah dan abangmu berjalan berkilo-kilo tak makan, tak minum sebab uang tinggal enam ribu saja mereka tuju stasiun sambil mendorong gerobak kumuh kau tergolek di dalamnya berselimut sarung rombengan pias terpejam kaku Airmata bercucuran peluh terus bersimbahan Ayah dan abangmu akan mencari kuburan tapi tak akan ada kafan untukmu tak akan ada kendaraan pengangkut jenazah hanya matahari mengikuti memanggang luka yang semakin perih tanpa seorang pun peduli aku pun bertanya sambil berteriak pada diri benarkah ini terjadi di negeri kami? Tolong bangunkan aku, adinda biar kulihat senyummu katakan ini hanya mimpi buruk ini tak pernah terjadi di sini sebab ini negeri kaya, negeri karya Ini negeri melimpah, gemerlap Ini negeri cinta Ah, tapi seperti duka aku pun sedang terjaga sambil menyesali mengapa kita tak berjumpa, Adinda dan kau taruh sakit dan dukamu pada pundak ini Di angkasa layang-layang hitam semakin membayangi kulihat para koruptor menarik ulur benangnya sambil bercerita tentang rencana naik haji mereka untuk ketujuh kalinya Aku putuskan untuk tak lagi bertanya pada diri, pada ayah bunda, atau siapa pun sementara airmata menggenangi hati dan mimpi aku memang sedang berada di negeriku yang semakin pucat dan menggigil
Anakku,… Bila ibu boleh memilih Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu Maka ibu akan memilih mengandungmu… Karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah. Sembilan bulan nak,… engkau hidup di perut ibu Engkau ikut kemanapun ibu pergi Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata…
Anakku,… Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit, Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia Saat itulah… saat paling membahagiakan Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,
Anakku,… Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu, Maka ibu memilih menyusuimu, Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu, Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan
Engkau akan selalu menjadi belahan nyawa ibu…
Puisi ini dikirim oleh Ayah pada Bunda. Tanpa tahu siapa pengarangnya.
Merangkak... Merambat... Tersenyum... Ketawa... Acak2in... Nonton tivi... Bobok... Makan masakan Bunda Renny...enakk... Jalan2 bareng mbak... Bergelut dengan Ayah... Dan mmm...nangis kalo lagi bete dan gak enak body...
Sabtu kemarin Pijar ke sunatannya Kak Sendy di Cilodong, Depok. Huh dasar lagi bete dia...di mobil kerjaannya nangis terus. Padahal kan ada kakek, nenek, Tante Popy, dan Om Agung. Pas sampe k sana wah orang2 pada surprised lihat kamu. Katanya kamu tuh kayak bule... jauh banget deh sama bundanya...Eh malah ada yang nyeletuk.. Ini bundanya ato baby sitter-nya...Sialan...!!! Pijar gak betah di sana tuh..udah kita pulang aja, eh di jalan dia seneng banget ketawa2 adn maen2 sama Tante Popy. Wah, ketauan deh...kamu tuh pengennya jalan2 aja gak mau diem di tempat. Wah, senengnya dia. Walaupun cengeng tetep aja sambil ketawa2...maklum dia agak pilek sih...wajarlah kalo agak rewel dikiiittt.
Kakek, kemaren e-mail ke Bunda. Katanya ngajak ke undangan sunatan di Bogor. Tapi ayah dan bunda gak bisa ikut soalnya lagi ada urusan gitu... Kakek mau datengnya malem jumat biar bias ketemu Pijar dulu tuh, katanya kangen dan pengen liat Pijar yang lagi jago merambat dan manjat2...